Semangat Wahyu untuk Upskill, Raih Best Portfolio di Bootcamp DQLab!

Lulus kuliah bukanlah akhir perjalanan dalam meraih karir impian. Ini justru menjadi tanda bahwa petualangan yang sesungguhnya di dunia kerja dimulai. Di tengah banyaknya pilihan dan ketidakpastian karir, Muhammad Wahyu Siregar memilih untuk tidak diam. Ia mengambil langkah berani untuk memperdalam ilmu, membangun portofolio, dan membuktikan dirinya di dunia data. Hasilnya? Sebuah pencapaian membanggakan berhasil didapatkan, karena ia dinobatkan sebagai Best Portfolio di Bootcamp Data Analyst with Excel Batch 16. Kisahnya bukan hanya soal belajar Excel atau membuat grafik, tapi tentang bagaimana membangun fondasi masa depan dengan tekad dan visi yang jelas!

Ingin tahu kisah Wahyu selengkapnya? Yuk, langsung simak saja!

1. Lulusan Sistem Informasi yang Haus Ilmu

Wahyu adalah lulusan S1 Sistem Informasi yang baru saja menyelesaikan studinya. Saat ini, ia tengah aktif di dunia penerbitan, namun tetap membuka diri untuk berbagai peluang baru, terutama di bidang data.

Meski sudah punya basic IT, Wahyu menyadari pentingnya terus belajar. Ketertarikannya terhadap data tidak datang begitu saja. Ia sempat menjajal dunia web development sebelum akhirnya jatuh hati pada data analytics.

“Sebelumnya saya ikuti pelatihan web developer. Makanya menggunakan platform DQLab ini, saya sudah familiar... Saya juga explore karir, lihat data-data di sini sepertinya rame, makanya saya ikut,” — jelasnya.

2. Pengalaman Belajar yang Tak Membosankan

Mengikuti bootcamp sering kali dianggap melelahkan. Tapi bagi Wahyu, pengalaman di DQLab justru menyenangkan dan penuh dukungan. Ia merasa semua fasilitas yang disediakan sangat menunjang proses belajarnya.

“Di awal kami sudah diberitahu nih, tentang apa saja fasilitas yang kami dapatkan. Seperti platform particular juga, menunjukan link materi, rekaman zoomnya, ataupun, ya, penjelasan dari mentor terkait tips-tips ini. Sehingga kami tetap bisa berlari seperti ini,” — ungkap Wahyu.

Salah satu hal yang menurut Wahyu paling membantu adalah komunikasi di Discord yang interaktif dan seru, baik dengan sesama peserta maupun dengan mentor.

“Saluran Discord ini juga berguna untuk saling bertanya, saling berdiskusi dengan teman-teman lain, dan asisten mentor... Itu terbalik. Dengan dinikmati di platform komunikasi yang tidak membosankan.” — tambahnya.

3. Tujuan yang Jelas: Sertifikasi & Peningkatan Skill

Ikut bootcamp bukan sekadar iseng bagi Wahyu. Ia sudah merencanakan langkah berikutnya, yaitu mengikuti sertifikasi MOS (Microsoft Office Specialist) sebagai bekal memasuki dunia kerja.

“Sebenarnya sih, mengikuti sertifikasi MOS-accessible data di tanggal 24 nanti untuk persiapan... Memang dari 2 bulan terakhir kan, sudah ikut kerja, programnya,” — kata Wahyu.

Ia menjadikan bootcamp sebagai batu loncatan untuk mempersiapkan diri lebih matang menghadapi sertifikasi MOS, upgrade skill, serta mengejar karir di bidang data.

4. Proses Membuat Portofolio: Dari Data Kosong Menjadi Cerita Visual

Momen paling berkesan bagi Wahyu adalah ketika ia mengerjakan proyek akhir berupa portfolio. Proyek ini tidak hanya menjadi tugas akhir, tapi juga menjadi ajang pembuktian dirinya.

“Memang membuatkan referensi oleh mentor... Saya menggunakan data saya yang tidak ada, yaitu DQ Fashion. Saya kan familiar, jadi dengan data saya tersebut, proses cleaning, analisis, dan semua visualnya,” — tutur Wahyu.

Ia memilih untuk mendalami analisa dan visualisasi data, karena merasa dua area itu sangat bisa menonjolkan kemampuannya. Tapi bukan hanya visual yang ia kejar—Wahyu ingin menyampaikan cerita.

“Yang ingin saya tonjolin... penjualan tertinggi, cabang, ceritanya dari penjualan tertinggi... saya tuangkan ke rangka kerjanya, di aplikasi AI, event, di PDD. Itu membantu saya menyusun narasi visualisasi... biar lebih storytelling yang menarik dan mudah dipahami.”

Berkat kemampuan dan hasil eksplorasi data yang mendalam, serta cara penyajian yang menarik, portofolio Wahyu dinobatkan sebagai yang terbaik di batch-nya. Ia berhasil menunjukkan bahwa data tidak harus disajikan kaku dan teknis. Tapi ini bisa menjadi kisah yang menarik bagi siapapun, bahkan untuk para pemula yang tidak memiliki latar belakang data atau IT sekalipun.

5. Insight untuk Teman-Teman Data Enthusiast

Dari kisah Wahyu, ada beberapa insight berharga bagi siapa saja yang ingin terjun ke dunia data:

1. Konsistensi belajar sangat penting, karena menurut Wahyu belajar tidak hanya mengikuti materi, tapi juga aktif berdiskusi dan menyusun strategi belajar menjelang sertifikasi.

2. Portfolio itu bukan sekadar hasil, tapi cerita karena menyusun data hingga menjadi narasi yang bisa “dibaca” oleh siapa saja adalah nilai lebih yang akhirnya membuat portfolio Wahyu diakui.

3. Komunitas itu kunci, seperti forum interaksi yang sudah disediakan oleh DQLab melalui platform Discord, masukan dari mentor, dan diskusi dengan sesama peserta membantunya berkembang lebih cepat.
   
   

6. Langkah Awal yang Inspiratif

Kisah Wahyu membuktikan bahwa dengan komitmen dan semangat eksplorasi, siapapun bisa membuat lompatan besar dalam karir, bahkan hanya beberapa bulan setelah lulus kuliah. Keberhasilannya meraih Best Portfolio pada Bootcamp Data Analyst with Excel bukan hanya hasil kerja keras semalam, tapi akumulasi dari pembelajaran, keberanian eksplorasi, dan kemampuan untuk menyajikan data sebagai cerita.

Untuk Sahabat DQ yang saat ini sedang menimbang untuk ikut bootcamp, mulai portfolio, atau bahkan ragu karena merasa bukan dari jurusan data, kisah juga Wahyu bisa menjadi penyemangat karena pada dasarnya semua orang bisa dan punya kesempatan yang sama untuk belajar, agar bisa bersinar, asal kita tahu kemana ingin melangkah!

Penulis: Lisya Zuliasyari