Buat Akun DQLab & Akses Kelas Data Science Python, R, SQL, Excel GRATIS!

Perbedaan Fungsi Statistik di Excel untuk Analisis Data

Belajar Data Science di Rumah 12-Agustus-2025
https://dqlab.id/files/dqlab/cache/3-longtail-kamis-08-2025-06-14-120729_x_Thumbnail800.jpg

Microsoft Excel adalah salah satu perangkat lunak yang paling sering digunakan untuk mengolah data, baik oleh profesional maupun pemula. Salah satu keunggulannya adalah tersedianya berbagai fungsi statistik yang membantu menganalisis, merangkum, dan memahami data. Fungsi-fungsi ini sangat penting untuk membantu pengguna dalam mengambil keputusan berbasis data yang akurat.

Meskipun sama-sama termasuk kategori fungsi statistik, setiap fungsi memiliki tujuan, metode perhitungan, dan hasil yang berbeda. Memahami perbedaan di antara fungsi-fungsi ini akan mempermudah proses analisis dan menghindari kesalahan interpretasi. Artikel ini akan membahas perbedaan fungsi statistik yang paling umum digunakan di Excel serta contoh penerapannya dalam analisis data sehari-hari.


1. AVERAGE, MEDIAN, dan MODE – Mengukur Tendensi Sentral

Fungsi AVERAGE digunakan untuk menghitung rata-rata aritmatika dari sekumpulan nilai. Fungsi ini sangat bermanfaat untuk melihat gambaran umum data, tetapi hasilnya bisa dipengaruhi secara signifikan oleh nilai ekstrem atau outlier. Sementara itu, MEDIAN memberikan nilai tengah setelah data diurutkan, yang membuatnya lebih stabil terhadap data ekstrem.

Di sisi lain, MODE berfungsi untuk menemukan nilai yang paling sering muncul dalam dataset, baik itu angka maupun teks. Fungsi ini sangat berguna ketika kita ingin mengetahui tren atau preferensi dominan dalam data. Perbedaan utama ketiga fungsi ini terletak pada cara mereka merepresentasikan pusat data. AVERAGE fokus pada rata-rata, MEDIAN pada titik tengah, dan MODE pada nilai yang paling umum.


Baca Juga: Bootcamp Data Analyst with Excel


2. STDEV, VAR, dan VARP – Mengukur Sebaran Data

Fungsi STDEV.S digunakan untuk menghitung simpangan baku dari sampel data, sedangkan STDEV.P digunakan untuk populasi penuh. Simpangan baku menunjukkan seberapa jauh data menyebar dari rata-ratanya, sehingga berguna untuk mengukur konsistensi atau variabilitas data. Semakin kecil nilai STDEV, semakin rapat data berkumpul di sekitar rata-rata.

Fungsi VAR.S dan VAR.P digunakan untuk menghitung varians, yaitu kuadrat dari simpangan baku. Varians membantu memberikan gambaran yang lebih matematis tentang sebaran data. Perbedaan mendasar di antara fungsi ini adalah penggunaan untuk sampel (.S) atau populasi (.P), serta bentuk hasilnya (varians dalam satuan kuadrat, simpangan baku dalam satuan asli data).


3. MIN dan MAX – Menentukan Batas Nilai

Fungsi MIN digunakan untuk menemukan nilai terkecil dalam sebuah dataset. Ini sangat berguna ketika kita ingin mengetahui batas bawah dari data yang kita analisis, misalnya nilai ujian terendah atau harga produk termurah. Fungsi ini membantu mengidentifikasi titik terendah yang bisa menjadi acuan evaluasi.

Sebaliknya, fungsi MAX digunakan untuk menemukan nilai terbesar dalam dataset. Fungsi ini penting untuk mengukur batas atas data, seperti nilai ujian tertinggi, penjualan tertinggi, atau suhu tertinggi dalam periode tertentu. Kedua fungsi ini, meskipun sederhana, memberikan informasi penting yang menjadi dasar perhitungan rentang data atau range.


Baca Juga: Belajar Fungsi Tanggal & Waktu di Excel


4. PERCENTILE dan QUARTILE – Menentukan Posisi Data

Fungsi PERCENTILE.EXC dan PERCENTILE.INC digunakan untuk menemukan nilai pada persentil tertentu, misalnya persentil ke-90 yang menunjukkan batas nilai di mana 90% data berada di bawahnya. Fungsi ini banyak digunakan dalam analisis distribusi skor, penentuan peringkat, atau identifikasi nilai ambang. Perbedaan EXC dan INC terletak pada metode perhitungannya yang sedikit berbeda.

Fungsi QUARTILE.EXC dan QUARTILE.INC membagi data menjadi empat bagian atau kuartil. Kuartil ini memudahkan kita melihat sebaran data dalam empat segmen yang sama besar. Perbedaan mendasar antara PERCENTILE dan QUARTILE adalah bahwa PERCENTILE lebih fleksibel karena bisa menentukan persentil berapa saja, sementara QUARTILE hanya terbatas pada empat titik pembagi data.

Fungsi statistik di Excel memiliki peran yang beragam, meskipun semuanya bertujuan untuk membantu analisis data. Dari fungsi sederhana seperti MIN dan MAX hingga fungsi yang lebih kompleks seperti CORREL dan PERCENTILE, semuanya dapat memberikan wawasan yang berbeda terhadap data yang dianalisis. Memilih fungsi yang tepat akan membuat hasil analisis menjadi lebih relevan dan akurat.

Dengan memahami perbedaan masing-masing fungsi, kita dapat menghindari kesalahan interpretasi dan menghasilkan analisis yang lebih dapat diandalkan. Penggunaan fungsi yang tepat juga akan menghemat waktu dan tenaga, terutama saat mengolah data dalam jumlah besar. Pada akhirnya, pemahaman mendalam terhadap fungsi-fungsi ini adalah bekal penting bagi siapa pun yang ingin menjadi analis data yang kompeten.


5. CORREL dan COVARIANCE – Mengukur Hubungan Antar Variabel

Fungsi CORREL digunakan untuk menghitung koefisien korelasi antara dua variabel, dengan hasil antara -1 hingga 1. Nilai positif menunjukkan hubungan searah, nilai negatif menunjukkan hubungan berlawanan arah, dan nilai mendekati nol menunjukkan tidak ada hubungan signifikan. Fungsi ini sangat berguna untuk analisis prediktif.

Sementara itu, COVARIANCE.P dan COVARIANCE.S mengukur sejauh mana dua variabel berubah bersama-sama. Hasilnya tidak dinormalisasi seperti pada korelasi, sehingga lebih sulit diinterpretasikan secara langsung. Perbedaan kunci antara keduanya adalah bahwa korelasi memberikan ukuran hubungan yang mudah dipahami, sementara kovarians memberikan gambaran kasar tentang arah dan kekuatan hubungan tanpa standar ukuran yang tetap.


FAQ

1. Apa perbedaan utama antara AVERAGE, MEDIAN, dan MODE di Excel?

AVERAGE menghitung rata-rata aritmetika yang bisa terpengaruh outlier. MEDIAN memberikan nilai tengah dari data yang diurutkan, sehingga lebih stabil terhadap data ekstrem. MODE menampilkan nilai yang paling sering muncul, cocok untuk menemukan tren atau pola dominan.

2. Kapan sebaiknya menggunakan STDEV.S atau VAR.S dibandingkan STDEV.P atau VAR.P?

Gunakan STDEV.S atau VAR.S jika data yang dianalisis merupakan sampel dari populasi. Gunakan STDEV.P atau VAR.P jika data yang dimiliki mencakup seluruh populasi.

3. Mengapa CORREL lebih mudah diinterpretasikan dibandingkan COVARIANCE?

CORREL menghasilkan nilai antara -1 hingga 1 sehingga arah dan kekuatan hubungan antar variabel dapat dipahami dengan cepat. Sementara COVARIANCE tidak dinormalisasi, sehingga nilainya tidak memiliki batas baku dan lebih sulit dibaca secara intuitif.


Gimana, sudah siap menghadapi sertifikasi Excel dari DQLab? Jangan lupa, persiapan yang matang adalah kunci utama untuk sukses. Jika kamu merasa butuh bantuan lebih dalam belajar Excel, DQLab siap membimbingmu dengan kursus interaktif yang bikin belajar jadi lebih menyenangkan.

DQLab adalah solusi buat kamu yang ingin self learning tapi takut overdosis informasi. Kamu bisa belajar materi dasar hingga kompleks meskipun kamu ngga punya basic IT, lho. Disini kamu akan belajar skill data science mulai dari tools-tools pengolahan data dasar seperti excel secara online tanpa perlu keluar rumah.

Jadi, jangan khawatir, kamu bisa mulai kursus data science online bersama DQLab! Sign up sekarang di DQLab.id atau klik button dibawah ini untuk nikmati pengalaman belajar yang seru dan menyenangkan! Sahabat DQ juga bisa mengikuti Bootcamp Data Analyst with Excel.


Penulis: Reyvan Maulid

Postingan Terkait

Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab

Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Buat Akun


Atau

Sudah punya akun? Login